Ini Bahayanya Jika Anak Tidak Mendapat Vaksin Pencegah Penyakit Tetanus

Penyakit tetanus bisa menyerang siapa saja, termasuk anak-anak. Penyakit ini pun tidak ada obatnya, oleh karena itu anak perlu mendapat vaksinasi DPT (difteri, pertusis, tetanus) untuk mencegah infeksi yang disebabkan oleh bakteri Clostridium tetani ini.

Penyakit Tetanus
Penyakit Tetanus

Pemberian vaksin DPT bisa langsung mulai ketika bayi menginjak usia 2 bulan. Setelahnya, bayi harus kembali mengulang penyuntikan vaksin pada usia 4 dan 6 bulan, kemudian antara 15 hingga 18 bulan, serta 4 hingga 6 tahun. Jika vaksin DPT anak sudah komplet, maka ia akan terlindungi dari penyakit tetanus hingga 10 tahun ke depan.

Sebetulnya, tidak ada alasan bagi Ibu untuk tidak membekali anak dengan imunisasi DPT. Di Indonesia, vaksin ini mudah didapat secara gratis di Puskesmas dan Posyandu terdekat. Jika Ibu ingin menyusulkan jadwal imunisasi DPT anak yang terlewat, sila hubungi dokter ya.

Kenapa anak harus mendapat vaksin tetanus?

Ibu mungkin sudah familiar dengan salah satu penyebab penyakit tetanus, yakni tusukan paku berkarat. Namun, karat pada paku itu bukan satu-satunya penyebab tetanus karena bakteri Clostridium tetani juga bisa masuk ke tubuh anak melalui tanah atau kotoran hewan saat melakukan kontak dengan luka yang mungkin terdapat pada anak Ibu.

Ketika anak terkena tetanus, ia terlebih dahulu akan mulai mengeluhkan pusing. Kemudian, rahangnya akan mengunci, begitu pula otot di sekujur tubuhnya.

Anak Ibu juga akan mengalami kesulitan menelan serta mungkin disertai dengan demam hingga kejang. Pada anak, kekakuan otot ini kadang kala bisa membuat tulangnya patah sehingga dikategorikan sebagai penyakit yang berbahaya. 

Sampai saat ini, belum ada terapi khusus yang bisa mengobati infeksi tetanus. Dokter hanya akan melalukan berbagai langkah penanganan untuk mengurangi gejala tetanus saja, misalnya dengan membersihkan luka kemudian memberi obat sesuai keparahan kondisi anak.

Anak bisa diberikan obat antitoksin untuk menetralisir racun yang diproduksi oleh bakteri, sedangkan antibiotik diminumkan untuk melawan bakteri tetanus. Jika anak mengalami kejang atau kesulitan bernapas, dokter akan menyuntikkan cairan sedatif untuk meringankan gejala kejang serta memasanginya dengan alat bantu pernapasan.

Butuh waktu berminggu-minggu bagi anak untuk tetap menjalani perawatan penyembuhan tetanus di rumah sakit. Itu belum temasuk waktu berbulan-bulan bagi anak untuk pulih sepenuhnya dari tetanus ini. Bahkan, fakta menyebut 1 dari 5 anak penderita tetanus tidak dapat tertolong. 

Jadi, lebih baik mencegah dengan vaksinasi daripada mengobati penyakit tetanus itu, bukan?

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Rupiah Perkasa Tingkatkan Ekonomi Negeri

Akhirnya Harga BBM Shell Turun

Perdagangan Bebas Eropa Akhirnya Diteken